Presiden SBY secara mendadak dan tanpa protokoler melakukan 'blusukan' (keluar
masuk kampung) di sejumlah daerah di Tangerang pada Jumat (4/1) kemarin. Wakil
Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, menilai aksi SBY ini akan lebih baik jika tidak
hanya sekali saja dilakukannya.
"Saya rasa bagus-bagus saja pak SBY lakukan blusukan, kalau bisa sering-sering. Cuma saya ada saran blusukannya benar-benar harus dadakan tidak perlu pakai upacara dan sebagainya," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, usai diskusi di Warung Daun, Jalan Cikini, Jakarta Pusat.
"Saya kira bagus walaupun agak terlambat. Kalau ada yang baik ditiru kenapa enggak? Daripada tidak ditiru. Kan sesuatu yang baik lebih bagus ditiru," lanjutnya tanpa menjelaskan siapa yang ditiru SBY.
Ia menilai meski aksi SBY ini dilakukan pada masa injury time kabinet, tetapi tidak ada istilah terlambat untuk berbuat bagi masyarakat. Tetapi soal apakah SBY meniru gaya Jokowi, Fadli enggan merinci.
"Ya kemana presiden pergi pasti media tahu. Kalau dibilang tiru meniru ya kalian saja yang menilai," ucapnya.
Lebih jauh menurutnya, melihat langsung persoalan masyarakat memang sudah selayaknya dilakukan oleh seorang pemimpin. Hal itu yang kemudian menjadi pertimbangan pemimpin dalam membuat kebijakan-kebijakan.
"Saya rasa blusukan Jokowi untuk langsung melihat persoalan rakyat. Saya kira blusukan itu metode konvensional tapi sayangnya politikus sekarang tidak jarang yang melakukan, barulah pas Jokowi pada ikut-ikutan, pada keliatan lagi," kritiknya.
"Ya manfaatnya adalah dalam mengambil kebijakan, jadi pemimpin beneran tahu apa saja yang dibutuhkan rakyatnya. Saya kira ini bagian untuk pembelajaran politik juga," lanjut Fadli Zon.
"Saya rasa bagus-bagus saja pak SBY lakukan blusukan, kalau bisa sering-sering. Cuma saya ada saran blusukannya benar-benar harus dadakan tidak perlu pakai upacara dan sebagainya," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, usai diskusi di Warung Daun, Jalan Cikini, Jakarta Pusat.
"Saya kira bagus walaupun agak terlambat. Kalau ada yang baik ditiru kenapa enggak? Daripada tidak ditiru. Kan sesuatu yang baik lebih bagus ditiru," lanjutnya tanpa menjelaskan siapa yang ditiru SBY.
Ia menilai meski aksi SBY ini dilakukan pada masa injury time kabinet, tetapi tidak ada istilah terlambat untuk berbuat bagi masyarakat. Tetapi soal apakah SBY meniru gaya Jokowi, Fadli enggan merinci.
"Ya kemana presiden pergi pasti media tahu. Kalau dibilang tiru meniru ya kalian saja yang menilai," ucapnya.
Lebih jauh menurutnya, melihat langsung persoalan masyarakat memang sudah selayaknya dilakukan oleh seorang pemimpin. Hal itu yang kemudian menjadi pertimbangan pemimpin dalam membuat kebijakan-kebijakan.
"Saya rasa blusukan Jokowi untuk langsung melihat persoalan rakyat. Saya kira blusukan itu metode konvensional tapi sayangnya politikus sekarang tidak jarang yang melakukan, barulah pas Jokowi pada ikut-ikutan, pada keliatan lagi," kritiknya.
"Ya manfaatnya adalah dalam mengambil kebijakan, jadi pemimpin beneran tahu apa saja yang dibutuhkan rakyatnya. Saya kira ini bagian untuk pembelajaran politik juga," lanjut Fadli Zon.
0 komentar:
Post a Comment